Foto Model: Pencarian Jati Diri dalam Dinamika Ruang Kerja Fotografi
- Erwin N. Aliyuddin
- Mar 21, 2019
- 4 min read
Foto model banyak digaungi oleh mereka beauty seeker, para pencari entitas atas keberadaan diri dalam riuhnya kehidupan masa kini.
Dunia influencer dewasa ini pastinya sudah tidak aneh lagi dengan istilah seperti ini. Bahkan sebenarnya perihal foto model bukan lagi hal baru untuk di 'gauli' di era ini. Saya sekalipun akan menyebutnya sebagai tema bahasan yang sudah kadaluarsa untuk di bahas kembali. tapi tetap saja, selalu ada pemula pada setiap rana diluar sana yang ingin mengetahui dan mendalami, entah sekedar ingin tahu arti atau bahkan maknanya sendiri mengenai foto modelling dan ranahnya yang tidak pernah bosan Saya jamahi.
Layaknya mencari kekasih dengan metode #Cocoklogi nya NET TV, passion dalam dunia fotografi pun tidak begitu saja Saya cintai. Berkali-kali Saya dibuatnya tersesat, menjajal satu demi satu rasa dalam teknik fotografi, Saya lakoni demi menemukan karakter fotografi yang pas menjadi andalan diri. Singkat cerita, iman Saya jatuh jua pada tema portrait, street dan segala lininya yang berkorelasi.
Portrait
Banyak Saya jumpai karya-karya fotografi yang merangkul aliran portrait sebagai pesan kemanusiaan. Seperti yang terdapat pada karya Steve McCurry yang mahsyur dengan peliputannya mengenai kehidupan manusia serta tindak-tunduk dalam lingkungan sekitarnya di berbagai belahan bumi. Ia cenderung membidik keunikan manusia pada kehidupan yang mereka jalani berdasar pada budaya dan norma yang menjadi nilai dasar dalam lingkungan hidupnya. Hal tersebut secara tidak langsung telah membantu mengedukasi audience-nya dalam memaknai sekaligus memahami perbedaan yang mutlak pada umat manusia.
__________
"Potret adalah sebuah lukisan, foto, patung, atau representasi seni dari seseorang, yang mana wajah atau ekspresinya adalah hal yang utama. Dimaksudkan untuk menampilkan, personalitas, dan juga kadang perasaan seseorang."
__________
Karya fotografi portrait seringkali diasumsikan sebagai karya yang mengeksploitasi manusia sebagai subjeknya. Seperti kawan saya, Basil Vanvlem, dari Belgia. Dalam sudut pandangnya ia berbagi kepada Saya mengenai ketidasetujuannya pada fotografi dengan subjek manusia atau portrait yang banyak di komersilkan. Menurutnya, hal tersebut sangat tidak etis. Karena apa yang mereka perjual-belikan merupakan visual dari seseorang yang dia atau mereka tidak tahu jika citranya menjadi pundi kekayaan seseorang. Walhasil, pemikiran seperti ini merupa menjadi stigma yang "terkesan buruk" yang akhirnya juga mengendarai persepsi khalayak awam untuk tidak menyukai, menolak, bahkan berfikiran buruk soal kategori portrait dalam fotografi. Setidaknya dalam pengalaman yang Saya saksikan sendiri disekitar Saya, atau Anda juga mengalaminya?
Seyogyanya, ranah portrait photography hanya mengusung pada nilai kehidupan manusia itu sendiri melalui kegiatannya setiap hari, khususnya pada apa yang terpancar melalui wajahnya. Oleh karenanya, eksistensi subjek terfoto atau manusia disini tidak mungkin terhindarkan atau dihilangkan. Karena memang ia lah yang menjadi fokus utama dari nilai fotografi tersebut.
Foto Model
Terdapat beragam cara untuk menciptakan karya portrait. TipsFotografi.net menghimpun beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan karya portrait yang baik dan menarik, diantaranya adalah:
Menguasai dan bermain dengan baik pada komposisi serta pencahayaan;
Gunakan teori segitiga eksposure dan awasi pengambilan angle;
Ciptakan ekspresi yang menarik dan menyenangkan dengan mengendalikan mood model terfoto;
Buat pose menarik sedemikian rupa; dan
Pastikan memilih background/latar belakang yang menarik dan mengusung tema yang sama dengan model tefoto agar terlihat lebih indah.
Selain tips di atas, Saya juga menghimpun beberapa trik&intrik yang Saya lakoni di hampir setiap sesi pengambilan gambar sebagai ritual pra-penciptaan karya, berikut selengkapnya:
Pastikan Melihat Referensi Sebelum Aksi - Hal sepele semacam ini akan membantu kita menelisik lebih dalam mengenai sudut terfoto mana saja yang sudah maupun belum diambil untuk nantinya dapat kita eksplorasi. Bisa juga dengan meniru style karya yang sudah ada yang nantinya dapat kita modifikasi lagi sedemikian rupa sehingga dapat menjadi referensi yang terbaharui. Saya belajar ini dari dosen Saya, Novan J. Andrea.
Angle Exploration is A Must - Dalam penciptaan karya yang otentik, ada baiknya jika bermain dengan berbagai sudut pandang. Depan, belakang, sisi kanan atau kiri hingga atas atau level terendah dari subjek terfoto itu sendiri. Nantinya kita akan tahu sudut manakah yang lebih menarik dengan keadaan cahaya juga latar disekitar subjek terfoto.
Membaca Cahaya - Bukan arti sebenarnya, namun mengamati serta memperkirakan pergerakan taburan cahaya pada subjek/objek terfoto. Hal ini nantinya akan mempengaruhi olahan komposisi pada kamera kita untuk menangkap visual tertentu darinya. tidak ada aturan khusus dalam hal ini, namun pemahaman pada cahaya yang mendalam akan banyak membantu kita menciptakan karya visual tertentu yang tidak biasa dan luar biasa. Karena dalam fotografi cahaya adalah "segalanya".
Bermain dengan Komposisi - Komposisi merupakan hal sakral lainnya dalam ranah fotografi. Baiknya untuk memahami terlebih dahulu dari masing-masing fungsi, sifat serta kegunaan dari tiap gear yang kita miliki. Baik dimulai dari ISO, speed atau kecapatan pengambilan rana dan aperture atau bukaan cahaya, hingga format white balance serta opsi tone yang memiliki kesinambungan yang membantu dalam penciptaan karya.
Membangun Komunikasi Sehat dengan Model - Lagi, hal remeh seperti ini sering luput dari perhatian. Khususnya oleh pe-moto itu sendiri. Adanya penciptaan karya foto portrait (atau lainnya yang berkesinambungan dengan manusia sebagai subjeknya) yang baik adalah dengan menjaga serta membangun komunikasi yang baik antara pelaku foto dengan subjek terfotonya. Hal tersebut akan menjaga keseimbangan mood yang baik bagi subjek terfoto juga keberlangsungan penciptaan karya. Darinya juga kita akan mengetahui sudut terbaik atau point of interest dari subjek terfoto melalui pendekatan yang telah Kita lakukan.
Practice Makes Perfect is Absolute - Last but not least, latihan adalah kepastian. Dari ke-lima tips di atas tidak ada apa-apanya jika tidak di latih. Jam terbang akan membuktikan kemampuan kita dalam mengolah cahaya. Tanpanya jangan harap bisa berkarya.
Commentaires